Ikan jenis air tawar terdiri dari ikan yang sangat mudah dipelihara dan diperbanyak. Pemeliharaan ini dapat memberi keuntungan kepada petani ikan. semula jenis-jenis ikan ini liar tetapi kemudian dapat dijinakkan setelah diketahui sifat sifat serta keadaan lingkungan hidup yang dikehendaki, beberapa jenis ikan air tawar antara lain adalah :
Ikan Mujair (Tilapia Mosambica)
Ikan mujair dapat dipelihara dengan mudah Ikan ini dapat hidup di air tawar dan di air payau berkembang biaknya dapat dikatakan sangat cepat akan tetapi kurang baik dipelihara dicampurkan dengan jenis ikan air tawar yang lain karena akan menghabiskan makanan untuk ikan-ikan yang lain telurnya ditetaskan dalam mulutnya yang kemudian disemburkan kemana-mana. Ikan mujair ini termasuk jenis ikan pemakan segala makanan jadi sangat baik dipelihara dikolam yang airnya banyak mengandung kotoran.
Ikan mujair adalah hewan bertulang belakang yang hidup di air dan bernafas dengan insang kemudian Ikan ini mempunyai sirip yang berfungsi untuk berenang dan tubuh yang ramping sangat mudah untuk bergerak di dalam air. Secara umum ciri-ciri memiliki bentuk tubuh adalah pipih, bentuk mulut ikan mujair agak besar dan mempunyai gigi yang halus, sirip dada dan sirip perut berwarna hitam kemerahan, sirip pungung berduri tajam dan keras, Sirip dapat menentukan arah gerak didalam air, memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan air, memiliki suhu badan poikiloterm atau berdarah dingin yaitu suhu badan disesuaikan dengan lingkungan dan berkembangbiak dengan cara bertelur atau ovipar, panjang ikan mujair biasanya 2-3 kali badannya.
Sirip merupakan alat yang befungsi untuk mengatur kedudukan dan gerakan serta arah gerakan maupun menjaga keseimbangan pada posisi diam, sirip sangat berhubungan dengan bentuk tubuh secara keseluruhan masing-masing sirip dikontrol oleh serangkaian otot dan didukung pada bagian internal oleh sejumlah jari-jari tulang rawan atau tulang keras.
Ikan Tawes (Puntius Javanicus)
Sama halnya dengan ikan mujair ikan ini dapat pula hidup di air tawar atau di air payau makanan berupa plankton atau tumbuhan kecil yang terdapat dalam kolam tempat pemeliharaannya. Disungai-sungai masih banyak ikan tawes yang hidup tanpa dipelihara jenis ikan inipun dapat berkembang biak dengan cepat dan pemeliharaannya dapat disatukan dengan jenis ikan yang lain misalnya ikan mas atau nilem karena warna ikan ini putih kadang-kadang disebut ikan putihan, ikan tawes yang hidup bebas di sungai-sungai berpijah pada awal musim penghujan sedangkan yang telah dipelihara dikolam-kolam bisa berpijah setiap saat.
Ikan tawes termasuk ke dalam family Cyprinidae seperti ikan mas dan ikan nilem bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung meninggi, kepala kecil, moncong meruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung, sungut sangat kecil. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5½ buah dan 3½ buah diantara garis rusuk dan permulaan sirip perut. Garis rusuknya sempurna berjumlah antara 29-31 buah. Badan berwarna keperakan agak gelap di bagian punggung pada mocong terdapat tonjolan-tonjolan yang sangat kecil. Sirip punggung dan sirip ekor berwarna abu-abu atau kekuningan dan sirip ekor bercagak dalam dengan lobus membulat, sirip dada berwarna kuning dan sirip dubur berwarna orange terang sirip dubur mempunyai 6½ jari-jari bercabang (Kottelat et al,1993).
Ikan Tambakan (Helastoma Temmineki).
punggung ditumbuhi duri-duri, bentuk badannya gepeng, ikan jenis ini sangat baik untuk dipelihara di kolam yang banyak diganggu ular pemakan ikan. Makanan ikan jenis ini berupa lumut-lumut halus sekali. Induknya dapat menghasilkan bibit yang banyak hanya saja ia bertelur pada masa-masa tertentu.
Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) Bentuk mulut proctractile yaitu mullut dapat disembulkan, celah mulut horizintal sangat kecil, rahang atas dan bawah sama, bibir tebal dan mempunyai deretan gigi yang ujungnya tajam (Susanto, 1997). Ikan tambakan menyukai keadaan yang sedikit agak hangat yang biasanya terletak pada ketinggian 150-750 m dari permukaan laut. Kisaran temperatur 25-30 °C dan pH netral (Susanto, 1984).
Ikan Mas ( Cyprinus Carpic).
jenis ini banyak sekali dipelihara di sawah dan dikolam Dapat hidup didaerah dataran rendah ataupun dataran tinggi hidupnya terutama dari makanan berupa cacing-cacing dan bermacam-macam binatang air yang kecil juga senang pada dedak, ampas dan sebagainya.
Secara umum ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke samping tipe mulut terminal dapat disembulkan, terdapat dua pasang sungut dan tidak bergerigi di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Tipe sisik pada ikan ini adalah lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan garis rusuk (linea lateralis) yang lengkap terletak di tengah tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Lentera 2004).
Hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran). Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Ikan mas tergolong ikan air tawar namun ikan ini terkadang dapat ditemukan di perairan payau atau di muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-300/00.
Ikan Gurami (Osphoronemus Goramy)
jenis ikan ini hidup dari makanan berupa daun-daun ubi kayu, pepaya, talas ubi jalar dan sebgainya juga senang terhadap rayap dan binatang air kecil lainnya. Jenis ikan ini agak lambat pertumbuhannya mereka membuat sarang dari rumput-rumputan, sabut dan sebagainya.
Ikan yang lebar dan pipih panjang tubuh (SL, standard length) 2,0-2,1 kali tinggi tubuh panjang tubuh total (dengan sirip ekor) bisa mencapai 1.000 mm. Sirip perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa duri dan jari-jari kedua yang lentur panjang serupa cambuk. Rumus sirip punggung (dorsal) XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari lunak) sementara sirip dubur (anal) X-XI dan 20-23. Ikan yang muda memiliki moncong yang meruncing, dengan 8-10 pita melintang (belang) di tubuhnya. Jika beranjak dewasa warna-warna ini memudar dan kepala ikan akan membengkak secara tidak teratur.
Ikan Nilem (Osteochilus Hasellti)
Jenis ikan ini mudah berkembang biak pada kolam atau sawah yang airnya selalu mengalir lebih disukai air yang jernih, makanannya berupa lumut-lumut halus. Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup di sungai-sungai dan rawa-rawa. Ciri-ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas ciri-cirinya yaitu pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut-sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor berjagak dua bentuknya simetris sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak, irip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Jumlah sisik-sisik gurat sisi ada 33-36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph ujung mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat serta bintik hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition (Djuhanda, 1985).
Ikan Sepat Siam ( Trichogaster Pectoralis )
adalah jenis ikan rawa yang enak rasa dagingnya oleh karena itu banyak dijadikan ikan kering dan dijual dipasar-pasar. Makanannya berupa plankton-plankton dan tumbuhan air yang kecil-kecil jenis ikan ini suka membuat sarang busa disekitar tumbuh-tumbuhan air. Karena itu ia sangat senang hidup dirawa-rawa yang banyak tumbuhan.
Sepat siam (Trichogaster pectoralis) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku gurami (Osphronemidae) di Jawa Timur ia juga dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris disebut Siamese gourami (Siam adalah nama lama Thailand) atau snake-skin gouramy merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya. Ikan rawa yang bertubuh sedang panjang total mencapai 25 cm lebar, pipih, dengan mulut agak meruncing.
Sirip-sirip punggung (dorsal) ekor, sirip dada dan sirip dubur berwarna gelap sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut yang memanjang hingga ke ekornya dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek. Rumus sirip punggungnya VII (jari-jari keras atau duri) dan 10–11 (jari-jari lunak) dan sirip anal IX-XI, 36–38.
Ikan yang liar biasanya berwarna perak kusam kehitaman sampai agak kehijauan pada hampir seluruh tubuhnya. Terkadang sisi tubuh bagian belakang nampak agak terang berbelang-belang miring sejalur bintik besar kehitaman yang hanya terlihat pada individu berwarna terang terdapat di sisi tubuh mulai dari belakang mata hingga ke pangkal ekor.
Ikan Gabus (Channa striata)
Ikan Gabus (Channa striata) merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi ikan ini sejak lama dikenal sebagai ikan kosumsi yang cukup populer di semua pasar (Cahyono, 2000). Djuhanda (1981) mendeskripsikan Ikan Gabus ( Channa striata) memiliki bentuk tubuh hampir bulat panjang makin kebelakang makin menjadi gepeng. Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45 jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan disokong oleh 23-27 jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong oleh 15-17 jari-jari lunak. Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat mencapai 100 cm.
Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki bentuk tubuh pipih ke arah vertikal (kompres) dengan profil empat persegi panjang ke arah anterior posterior. Posisi mulut terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat disembulkan. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis vertikal dan pada sirip punggungnya garis tersebut kelihatan condong letaknya. Ciri khas nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal (ekor) dengan bentuk membulat terdapat warna kemerahan dan bisa digunakan sebagai indikasi kematangan gonad pada rahang terdapat bercak kehitaman. Ujung sirip punggung nila lebih panjang daripada pangkal ekornya dan bibir relatif lebih tebal perut berwarna putih dan tubuh relatif lebih tinggi sisik di bawah dagu lebih cerah. Ujung sirip punggung lurus dengan pangkal ekor perut mengembung dan dagu tidak menonjol. Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam-macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris apabila lembar sirip ekor bagian dorsal sama besar dan sama bentuk dengan lembar bagian ventral ada pula bentuk sirip ekor yang asimetris yaitu bentuk kebalikannya.
Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu bentuk-bentuk utama sirip ekor membulat, bersegi, sedikit cekung atau berlekuk tunggal, bulan sabit, bercagak, meruncing, lanset, pada Nila (Oreochromis niloticus) memiliki sirip berbentuk bersegi. Bentuk dan ukuran serta jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik sikloid dan stenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut. Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik sikloid berbentuk bulat pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar pada ikan nila mempunyai sisik ganoid yang besar dan kasar.
Bentuk, ukuran dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan tersebut ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal sedangkan ikan ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal. Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan keluar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak mempunyai gigi ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir yang panjang ikan dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel.
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus Burchell)
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus Burchell) memiliki morfologi yang mirip dengan lele lokal (Clarias batrachus). Bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng dan batok kepalanya keras, tidak bersisik dan berkulit licin, mulut besar, warna kulit badannya terdapat bercak-bercak kelabu seperti jamur kulit manusia (panu). Ikan lele dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.8 Ciri-ciri morfologis lele dumbo lainnya adalah sungutnya. Sungut berada di sekitar mulut berjumlah delapan buah atau 4 pasang terdiri dari sungut nasal dua buah, sungut mandibular luar dua buah, mandibular dalam dua buah, serta sungut maxilar dua buah. Ikan lele mengenal mangsanya dengan alat penciuman, lele dumbo juga dapat mengenal dan menemukan makanan dengan cara rabaan (tentakel) dengan menggerak-gerakan salah satu sungutnya terutama mandibular (Santoso, 1994). Lele dumbo mempunyai lima buah sirip yang terdiri dari sirip pasangan (ganda) dan sirip tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip dada (pectoral) dan sirip perut (ventral), sedangkan yang tunggal adalah sirip punggung (dorsal), ekor (caudal) serta sirip dubur (anal). Sirip dada ikan lele dumbo dilengkapi dengan patil atau taji tidak beracun. Patil lele dumbo lebih pendek dan tumpul bila dibandingkan dengan lele lokal (Santoso, 1994).
Ikan Patin (Pangasius)
Ikan patin Secara anatomi ikan ini memiliki bentuk tubuh memanjang dan agak pipih tubuh dominan berwarna putih seperti perak sedangkan bagian punggung berwarna kebiru–biruan. Patin memiliki tubuh yang licin tanpa sisik (Amri & Khairuman 2008). Secara umum tubuh ikan patin terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, badan dan ekor. Kepala ikan ini relatif kecil jika dibandingkan dengan ukuran badannya bentuk kepalanya agak pipih dengan batok kepala yang keras, mata dan hidung memiliki ukuran yang kecil. Mulutnya memiliki celah yang lebar dengan dua pasang sungut atau kumis pada bagian maksila dan mandibula. Sungut ini merupakan ciri khas catfish (ikan berkumis seperti kucing) yang berfungsi sebagai indra peraba saat berenang dan alat pencari pakan di dalam rongga mulut ikan ini memiliki gigi palatin yang terpisah dari tulang vomer. Penutup insang pada bagian kiri dan kanan kepalanya tidak terlalu besar sehingga tidak menutupi seluruh bagian kepala (Dewi 2011). Sama halnya dengan ikan–ikan lainnya ikan patin memiliki berbagai bentuk sirip di beberapa bagian tubuhnya. Sirip pada bagian punggung berupa jari–jari keras yang berubah menjadi patil yang bergigi dan besar di sebelah belakangnya. Jari-jari lunak pada sirip punggungnya terdapat 6-7 buah. Selain jari-jari keras dan lunak pada bagian punggungnya terdapat juga sirip lunak yang berukuran kecil sekali. Sirip ekor berbentuk simetris pada daerah sekitar dubur terdapat sirip yang agak panjang terdiri dari 30-33 jari-jari lunak. Sirip di bagian perut memiliki 6 jari-jari lunak pada bagian dadanya ikan ini memiliki sirip dengan 12-13 jari-jari lunak dengan sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil pada bagian ekor terdapat sirip yang bercagak dan bentuknya simetris (Dewi, 2011).
Ikan Mujair (Tilapia Mosambica)
Ikan mujair dapat dipelihara dengan mudah Ikan ini dapat hidup di air tawar dan di air payau berkembang biaknya dapat dikatakan sangat cepat akan tetapi kurang baik dipelihara dicampurkan dengan jenis ikan air tawar yang lain karena akan menghabiskan makanan untuk ikan-ikan yang lain telurnya ditetaskan dalam mulutnya yang kemudian disemburkan kemana-mana. Ikan mujair ini termasuk jenis ikan pemakan segala makanan jadi sangat baik dipelihara dikolam yang airnya banyak mengandung kotoran.
Ikan mujair adalah hewan bertulang belakang yang hidup di air dan bernafas dengan insang kemudian Ikan ini mempunyai sirip yang berfungsi untuk berenang dan tubuh yang ramping sangat mudah untuk bergerak di dalam air. Secara umum ciri-ciri memiliki bentuk tubuh adalah pipih, bentuk mulut ikan mujair agak besar dan mempunyai gigi yang halus, sirip dada dan sirip perut berwarna hitam kemerahan, sirip pungung berduri tajam dan keras, Sirip dapat menentukan arah gerak didalam air, memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan air, memiliki suhu badan poikiloterm atau berdarah dingin yaitu suhu badan disesuaikan dengan lingkungan dan berkembangbiak dengan cara bertelur atau ovipar, panjang ikan mujair biasanya 2-3 kali badannya.
Sirip merupakan alat yang befungsi untuk mengatur kedudukan dan gerakan serta arah gerakan maupun menjaga keseimbangan pada posisi diam, sirip sangat berhubungan dengan bentuk tubuh secara keseluruhan masing-masing sirip dikontrol oleh serangkaian otot dan didukung pada bagian internal oleh sejumlah jari-jari tulang rawan atau tulang keras.
Ikan Tawes (Puntius Javanicus)
Sama halnya dengan ikan mujair ikan ini dapat pula hidup di air tawar atau di air payau makanan berupa plankton atau tumbuhan kecil yang terdapat dalam kolam tempat pemeliharaannya. Disungai-sungai masih banyak ikan tawes yang hidup tanpa dipelihara jenis ikan inipun dapat berkembang biak dengan cepat dan pemeliharaannya dapat disatukan dengan jenis ikan yang lain misalnya ikan mas atau nilem karena warna ikan ini putih kadang-kadang disebut ikan putihan, ikan tawes yang hidup bebas di sungai-sungai berpijah pada awal musim penghujan sedangkan yang telah dipelihara dikolam-kolam bisa berpijah setiap saat.
Ikan tawes termasuk ke dalam family Cyprinidae seperti ikan mas dan ikan nilem bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung meninggi, kepala kecil, moncong meruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung, sungut sangat kecil. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5½ buah dan 3½ buah diantara garis rusuk dan permulaan sirip perut. Garis rusuknya sempurna berjumlah antara 29-31 buah. Badan berwarna keperakan agak gelap di bagian punggung pada mocong terdapat tonjolan-tonjolan yang sangat kecil. Sirip punggung dan sirip ekor berwarna abu-abu atau kekuningan dan sirip ekor bercagak dalam dengan lobus membulat, sirip dada berwarna kuning dan sirip dubur berwarna orange terang sirip dubur mempunyai 6½ jari-jari bercabang (Kottelat et al,1993).
Ikan Tambakan (Helastoma Temmineki).
punggung ditumbuhi duri-duri, bentuk badannya gepeng, ikan jenis ini sangat baik untuk dipelihara di kolam yang banyak diganggu ular pemakan ikan. Makanan ikan jenis ini berupa lumut-lumut halus sekali. Induknya dapat menghasilkan bibit yang banyak hanya saja ia bertelur pada masa-masa tertentu.
Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) Bentuk mulut proctractile yaitu mullut dapat disembulkan, celah mulut horizintal sangat kecil, rahang atas dan bawah sama, bibir tebal dan mempunyai deretan gigi yang ujungnya tajam (Susanto, 1997). Ikan tambakan menyukai keadaan yang sedikit agak hangat yang biasanya terletak pada ketinggian 150-750 m dari permukaan laut. Kisaran temperatur 25-30 °C dan pH netral (Susanto, 1984).
Ikan Mas ( Cyprinus Carpic).
jenis ini banyak sekali dipelihara di sawah dan dikolam Dapat hidup didaerah dataran rendah ataupun dataran tinggi hidupnya terutama dari makanan berupa cacing-cacing dan bermacam-macam binatang air yang kecil juga senang pada dedak, ampas dan sebagainya.
Secara umum ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke samping tipe mulut terminal dapat disembulkan, terdapat dua pasang sungut dan tidak bergerigi di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Tipe sisik pada ikan ini adalah lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan garis rusuk (linea lateralis) yang lengkap terletak di tengah tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Lentera 2004).
Hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran). Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Ikan mas tergolong ikan air tawar namun ikan ini terkadang dapat ditemukan di perairan payau atau di muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-300/00.
Ikan Gurami (Osphoronemus Goramy)
jenis ikan ini hidup dari makanan berupa daun-daun ubi kayu, pepaya, talas ubi jalar dan sebgainya juga senang terhadap rayap dan binatang air kecil lainnya. Jenis ikan ini agak lambat pertumbuhannya mereka membuat sarang dari rumput-rumputan, sabut dan sebagainya.
Ikan yang lebar dan pipih panjang tubuh (SL, standard length) 2,0-2,1 kali tinggi tubuh panjang tubuh total (dengan sirip ekor) bisa mencapai 1.000 mm. Sirip perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa duri dan jari-jari kedua yang lentur panjang serupa cambuk. Rumus sirip punggung (dorsal) XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari lunak) sementara sirip dubur (anal) X-XI dan 20-23. Ikan yang muda memiliki moncong yang meruncing, dengan 8-10 pita melintang (belang) di tubuhnya. Jika beranjak dewasa warna-warna ini memudar dan kepala ikan akan membengkak secara tidak teratur.
Ikan Nilem (Osteochilus Hasellti)
Jenis ikan ini mudah berkembang biak pada kolam atau sawah yang airnya selalu mengalir lebih disukai air yang jernih, makanannya berupa lumut-lumut halus. Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup di sungai-sungai dan rawa-rawa. Ciri-ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas ciri-cirinya yaitu pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut-sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor berjagak dua bentuknya simetris sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak, irip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Jumlah sisik-sisik gurat sisi ada 33-36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph ujung mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat serta bintik hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition (Djuhanda, 1985).
Ikan Sepat Siam ( Trichogaster Pectoralis )
adalah jenis ikan rawa yang enak rasa dagingnya oleh karena itu banyak dijadikan ikan kering dan dijual dipasar-pasar. Makanannya berupa plankton-plankton dan tumbuhan air yang kecil-kecil jenis ikan ini suka membuat sarang busa disekitar tumbuh-tumbuhan air. Karena itu ia sangat senang hidup dirawa-rawa yang banyak tumbuhan.
Sepat siam (Trichogaster pectoralis) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku gurami (Osphronemidae) di Jawa Timur ia juga dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris disebut Siamese gourami (Siam adalah nama lama Thailand) atau snake-skin gouramy merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya. Ikan rawa yang bertubuh sedang panjang total mencapai 25 cm lebar, pipih, dengan mulut agak meruncing.
Sirip-sirip punggung (dorsal) ekor, sirip dada dan sirip dubur berwarna gelap sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut yang memanjang hingga ke ekornya dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek. Rumus sirip punggungnya VII (jari-jari keras atau duri) dan 10–11 (jari-jari lunak) dan sirip anal IX-XI, 36–38.
Ikan yang liar biasanya berwarna perak kusam kehitaman sampai agak kehijauan pada hampir seluruh tubuhnya. Terkadang sisi tubuh bagian belakang nampak agak terang berbelang-belang miring sejalur bintik besar kehitaman yang hanya terlihat pada individu berwarna terang terdapat di sisi tubuh mulai dari belakang mata hingga ke pangkal ekor.
Ikan Gabus (Channa striata)
Ikan Gabus (Channa striata) merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi ikan ini sejak lama dikenal sebagai ikan kosumsi yang cukup populer di semua pasar (Cahyono, 2000). Djuhanda (1981) mendeskripsikan Ikan Gabus ( Channa striata) memiliki bentuk tubuh hampir bulat panjang makin kebelakang makin menjadi gepeng. Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45 jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan disokong oleh 23-27 jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong oleh 15-17 jari-jari lunak. Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat mencapai 100 cm.
Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki bentuk tubuh pipih ke arah vertikal (kompres) dengan profil empat persegi panjang ke arah anterior posterior. Posisi mulut terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat disembulkan. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis vertikal dan pada sirip punggungnya garis tersebut kelihatan condong letaknya. Ciri khas nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal (ekor) dengan bentuk membulat terdapat warna kemerahan dan bisa digunakan sebagai indikasi kematangan gonad pada rahang terdapat bercak kehitaman. Ujung sirip punggung nila lebih panjang daripada pangkal ekornya dan bibir relatif lebih tebal perut berwarna putih dan tubuh relatif lebih tinggi sisik di bawah dagu lebih cerah. Ujung sirip punggung lurus dengan pangkal ekor perut mengembung dan dagu tidak menonjol. Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam-macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris apabila lembar sirip ekor bagian dorsal sama besar dan sama bentuk dengan lembar bagian ventral ada pula bentuk sirip ekor yang asimetris yaitu bentuk kebalikannya.
Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu bentuk-bentuk utama sirip ekor membulat, bersegi, sedikit cekung atau berlekuk tunggal, bulan sabit, bercagak, meruncing, lanset, pada Nila (Oreochromis niloticus) memiliki sirip berbentuk bersegi. Bentuk dan ukuran serta jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik sikloid dan stenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut. Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik sikloid berbentuk bulat pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar pada ikan nila mempunyai sisik ganoid yang besar dan kasar.
Bentuk, ukuran dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan tersebut ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal sedangkan ikan ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal. Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan keluar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak mempunyai gigi ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir yang panjang ikan dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel.
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus Burchell)
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus Burchell) memiliki morfologi yang mirip dengan lele lokal (Clarias batrachus). Bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng dan batok kepalanya keras, tidak bersisik dan berkulit licin, mulut besar, warna kulit badannya terdapat bercak-bercak kelabu seperti jamur kulit manusia (panu). Ikan lele dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.8 Ciri-ciri morfologis lele dumbo lainnya adalah sungutnya. Sungut berada di sekitar mulut berjumlah delapan buah atau 4 pasang terdiri dari sungut nasal dua buah, sungut mandibular luar dua buah, mandibular dalam dua buah, serta sungut maxilar dua buah. Ikan lele mengenal mangsanya dengan alat penciuman, lele dumbo juga dapat mengenal dan menemukan makanan dengan cara rabaan (tentakel) dengan menggerak-gerakan salah satu sungutnya terutama mandibular (Santoso, 1994). Lele dumbo mempunyai lima buah sirip yang terdiri dari sirip pasangan (ganda) dan sirip tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip dada (pectoral) dan sirip perut (ventral), sedangkan yang tunggal adalah sirip punggung (dorsal), ekor (caudal) serta sirip dubur (anal). Sirip dada ikan lele dumbo dilengkapi dengan patil atau taji tidak beracun. Patil lele dumbo lebih pendek dan tumpul bila dibandingkan dengan lele lokal (Santoso, 1994).
Ikan Patin (Pangasius)
Ikan patin Secara anatomi ikan ini memiliki bentuk tubuh memanjang dan agak pipih tubuh dominan berwarna putih seperti perak sedangkan bagian punggung berwarna kebiru–biruan. Patin memiliki tubuh yang licin tanpa sisik (Amri & Khairuman 2008). Secara umum tubuh ikan patin terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, badan dan ekor. Kepala ikan ini relatif kecil jika dibandingkan dengan ukuran badannya bentuk kepalanya agak pipih dengan batok kepala yang keras, mata dan hidung memiliki ukuran yang kecil. Mulutnya memiliki celah yang lebar dengan dua pasang sungut atau kumis pada bagian maksila dan mandibula. Sungut ini merupakan ciri khas catfish (ikan berkumis seperti kucing) yang berfungsi sebagai indra peraba saat berenang dan alat pencari pakan di dalam rongga mulut ikan ini memiliki gigi palatin yang terpisah dari tulang vomer. Penutup insang pada bagian kiri dan kanan kepalanya tidak terlalu besar sehingga tidak menutupi seluruh bagian kepala (Dewi 2011). Sama halnya dengan ikan–ikan lainnya ikan patin memiliki berbagai bentuk sirip di beberapa bagian tubuhnya. Sirip pada bagian punggung berupa jari–jari keras yang berubah menjadi patil yang bergigi dan besar di sebelah belakangnya. Jari-jari lunak pada sirip punggungnya terdapat 6-7 buah. Selain jari-jari keras dan lunak pada bagian punggungnya terdapat juga sirip lunak yang berukuran kecil sekali. Sirip ekor berbentuk simetris pada daerah sekitar dubur terdapat sirip yang agak panjang terdiri dari 30-33 jari-jari lunak. Sirip di bagian perut memiliki 6 jari-jari lunak pada bagian dadanya ikan ini memiliki sirip dengan 12-13 jari-jari lunak dengan sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil pada bagian ekor terdapat sirip yang bercagak dan bentuknya simetris (Dewi, 2011).