Media Penyuluhan Perikanan -
Klasifikasi:
Filum : Arthropoda
Anak Filum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Bangsa : Decapoda
Suku : Portunidae
Marga : Scylla De Haan, 1833
Spesies : Scylla serrata (Forskal, 1775)
Sinonim : Cancer serratus Forsskål, 1775; Lupa lobifrons H. Milne Edwards, 1834; Achelous crassimanus MacLeay, 1838
Morfologi
Memiliki warna karapas coklat merah seperti karat. Bentuk alur “H” pada karapas tidak dalam. Tidak memiliki sumber pigmen Polygonal. Bentuk duri depan tumpul dan bentuk duri pada “fingerjoint” tidak ada dan berubah menjadi vestigial. Bentuk rambut atau setae hanya terdapat pada hepatic area saja Estampador (1949a) dalam: Siahainenia, 2008.
Habitat dan Penyebaran
Habitat: hampir disemua perairan pantai terutama yang ditumbuhi mangrove, perairan dangkal dekat hutan mangrove, estuari dan pantai berlumpur (Moosa, et al., 1985); daerah pasang surut yang berubungan dengan daerah estuari (pesisir), rawa-rawa bakau (payau), muara kawasan mangrove dan bahkan di air tawar serta di bagian yang terlindung dari garis pantai pesisir (Hyland et al., 1984). Spesies ini tinggal di lubang yang digali di dasar berlumpur atau berpasir-lumpur, terutama disaat moulting (ganti kulit) hingga karapasnya mengeras.
Penyebaran: mempunyai sebaran yang sangat luas dan didapatkan hampir di seluruh perairan Indonesia (Pratiwi, 2011).
Status
Belum dilindungi oleh undang-undang RI. Belum masuk list IUCN.
Ancaman
Banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan dijual di restoran-restoran sea food dengan harga tinggi. Untuk kepiting soka (kepiting yang baru molting, berukuran kecil dan berkulit lunak), harganya lebih mahal dari kepiting bertelur. Untuk itu perlu dilindungi untuk kelestarian spesies dan pembatasan pengambilan.
Rata-rata pertumbuhan produksi kepiting bakau di beberapa provinsi penghasil utama mengalami penurunan dan cenderung lambat diantaranya Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Riau. Di daerah Maluku Tengah, seperti Teluk Pelita Jaya, Seram Barat juga mengalami penurunan (hasil tangkapan dan ukuran juga kecil), karena kemungkinan adanya degradasi lingkungan dan tangkap lebih (over exploitation) (Siahainenia, 2008, Pratiwi, 2011).
Mengingat pentingnya nilai manfaat ekologi maupun ekonomi yang dimiliki komoditas kepiting bakau, maka masalah penurunan produksi kepiting bakau di alam harus segera diatasi dengan melakukan upaya-upaya pengelolaan, baik melalui tindakan konservasi bagi populasi yang masih stabil, maupun melalui tindakan rehabilitasi (restocking) bagi populasi yang sudah tidak stabil dan perlindungan spesies.
Saran
Perlu dilindungi dengan undang-undang RI. Dimasukkan dalam IUCN Redlist : Vulnerable (VU). Appendix 2, perlu pembatasan ukuran individu yang dipanen. Induk betina bertelur dilarang dipanen.
Sumber :
Ubaidillah, Rosichon. dkk. 2013. BIOTA PERAIRAN TERANCAM PUNAH DI INDONESIA - Prioritas Perlindungan. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau – Pulau Kecil. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Klasifikasi:
Filum : Arthropoda
Anak Filum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Bangsa : Decapoda
Suku : Portunidae
Marga : Scylla De Haan, 1833
Spesies : Scylla serrata (Forskal, 1775)
Sinonim : Cancer serratus Forsskål, 1775; Lupa lobifrons H. Milne Edwards, 1834; Achelous crassimanus MacLeay, 1838
Morfologi
Memiliki warna karapas coklat merah seperti karat. Bentuk alur “H” pada karapas tidak dalam. Tidak memiliki sumber pigmen Polygonal. Bentuk duri depan tumpul dan bentuk duri pada “fingerjoint” tidak ada dan berubah menjadi vestigial. Bentuk rambut atau setae hanya terdapat pada hepatic area saja Estampador (1949a) dalam: Siahainenia, 2008.
Habitat dan Penyebaran
Habitat: hampir disemua perairan pantai terutama yang ditumbuhi mangrove, perairan dangkal dekat hutan mangrove, estuari dan pantai berlumpur (Moosa, et al., 1985); daerah pasang surut yang berubungan dengan daerah estuari (pesisir), rawa-rawa bakau (payau), muara kawasan mangrove dan bahkan di air tawar serta di bagian yang terlindung dari garis pantai pesisir (Hyland et al., 1984). Spesies ini tinggal di lubang yang digali di dasar berlumpur atau berpasir-lumpur, terutama disaat moulting (ganti kulit) hingga karapasnya mengeras.
Penyebaran: mempunyai sebaran yang sangat luas dan didapatkan hampir di seluruh perairan Indonesia (Pratiwi, 2011).
Status
Belum dilindungi oleh undang-undang RI. Belum masuk list IUCN.
Ancaman
Banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan dijual di restoran-restoran sea food dengan harga tinggi. Untuk kepiting soka (kepiting yang baru molting, berukuran kecil dan berkulit lunak), harganya lebih mahal dari kepiting bertelur. Untuk itu perlu dilindungi untuk kelestarian spesies dan pembatasan pengambilan.
Rata-rata pertumbuhan produksi kepiting bakau di beberapa provinsi penghasil utama mengalami penurunan dan cenderung lambat diantaranya Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Riau. Di daerah Maluku Tengah, seperti Teluk Pelita Jaya, Seram Barat juga mengalami penurunan (hasil tangkapan dan ukuran juga kecil), karena kemungkinan adanya degradasi lingkungan dan tangkap lebih (over exploitation) (Siahainenia, 2008, Pratiwi, 2011).
Mengingat pentingnya nilai manfaat ekologi maupun ekonomi yang dimiliki komoditas kepiting bakau, maka masalah penurunan produksi kepiting bakau di alam harus segera diatasi dengan melakukan upaya-upaya pengelolaan, baik melalui tindakan konservasi bagi populasi yang masih stabil, maupun melalui tindakan rehabilitasi (restocking) bagi populasi yang sudah tidak stabil dan perlindungan spesies.
Saran
Perlu dilindungi dengan undang-undang RI. Dimasukkan dalam IUCN Redlist : Vulnerable (VU). Appendix 2, perlu pembatasan ukuran individu yang dipanen. Induk betina bertelur dilarang dipanen.
Sumber :
Ubaidillah, Rosichon. dkk. 2013. BIOTA PERAIRAN TERANCAM PUNAH DI INDONESIA - Prioritas Perlindungan. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau – Pulau Kecil. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta