Media Penyuluhan Perikanan -
Klasifikasi
Himantura polylepis merupakan ikan pari yang berukuran besar dan hidup di perairan tawar, estuaria dan perairan pesisir. Jenis ini sebelumnya dikenal dengan nama H. chaopraya Monkolprasit & Roberts, 1990 berdasarkan deskrispsi ikan pari yang ditemukan di sungai Chao Phraya, Thailand, namun sebelumnya jenis pari yang sama sudah terlebih dahulu dideskripsikan oleh Bleeker tahun 1852 dengan nama Trygon polylepis berdasarkan spesimen pari yang ditemukan di Sungai Ciliwung, Jawa. Last & Manjaji-Matsumoto (2008) akhirnya menvalidasi nama spesies ini sebagai Himantura polylepis (Bleeker, 1852) berdasarkan hasil perbandingan setiap holotype dan material lainnya.
Filum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
Sub–Kelas : Elasmobranchii
Bangsa : Rajiformes
Suku : Dasyatidae
Marga : Himantura
Spesies : Himantura polylepis (Bleeker, 1852)
Morfologi
Bentuk lempeng tubuh membulat dan berujung lancip bagian moncongnya. Bagian punggung berwarna polos coklat atau keabuan dengan deretan dentikel kecil di bagian tengah; bagian perut berwarna putih dengan tepi berwarna gelap; ekor panjang seperti cambuk, berwarna polos dan tidak memiliki selaput kulit; duri sengat terdapat di bagian pangkal ekor dan tidak terdapat duri-duri kecil di sepanjang pangkal ekornya; kedua mata relatif kecil dan tidak menonjol keluar.
Habitat dan Penyebaran
Hidup di dasar perairan tawar, estuaria dan perairan pesisir dengan substrat dasar yang lunak. Di Indonesia, jenis ini ditemukan di beberapa sungai besar seperti Sungai Musi dan Indragiri di Sumatera, serta di DAS Mahakam di Kalimantan Timur, selain itu pernah ditemukan pula di pesisir Palabuhanratu Jawa Barat dan pesisir Tarakan.
Status
Belum dilindungi UU-RI; IUCN – endangered.
Ancaman
Himantura polylepis merupakan ikan pari berukuran besar yang dapat hidup di sungai dan danau, namun tidak jarang ditemukan pula di perairan pesisir. Ukuran ikan ini dapat mencapai lebar hingga 5 meter bahkan lebih, sedangkan ukuran terkecilnya sekitar 40 cm. Seperti halnya ikan-ikan bertulang rawan lainnya, pertumbuhan ikan ini relatif lambat dan jumlah anak yang dihasilkan sedikit. Kemungkinan spesies ini memiliki kemampuan untuk mentoleransi perbedaan salinitas dan berpindah antara air tawar dan payau (amphidromous). Ancaman terhadap populasi ikan pari ini adalah dari tingginya aktifitas antropogenik di daerah aliran sungai hingga ke daerah pesisir (pencemaran, pendangkalan, loging, transportasi) dan adanya usaha penangkapan ikan oleh nelayan baik di perairan sungai maupun pesisir, yang memungkinkan ikan ini ikut tertangkap karena ukurannya yang besar. Jenis ikan pari ini pernah tertangkap hidup-hidup di pesisir Palabuhanratu, Jawa Barat kemudian dipelihara dan bahkan menjadi maskot di Seaworld Jakarta. Keberadaannya di sungai-sungai Pulau Jawa diduga sudah mengalami kepunahan karena banyaknya pendangkalan dan alih fungsi lahan dan pembangunan bendungan. Sedangkan keberadaannya di sungai-sungai Sumatera dan Kalimantan pun diduga semakin terancam karena belum adanya upaya perlindungan terhadap jenis ikan ini.
Saran
Diperlukan adanya upaya perlindungan terhadap pari raksasa Himantura polylepis dan melakukan upaya-upaya peningkatkan kesadaran masyarakat nelayan untuk tidak melakukan penangkapan terhadap jenis ikan ini ataupun melepaskannya kembali ke alam apabila tidak sengaja tertangkap. Upaya pelestarian yang dilakukan Thailand untuk mengembalikan populasi jenis ikan ini sekiranya perlu ditiru, pemerintah setempat menutup sebagian Sungai Mekong tempat ikan pari ini biasa ditemukan terhadap seluruh kegiatan perikanan dan kegiatan lain yang dapat mengganggu populasi ikan tersebut di alam, hingga jumlah populasinya kembali pulih.
Sumber : Ubaidillah, Rosichon. dkk. 2013. BIOTA PERAIRAN TERANCAM PUNAH DI INDONESIA - Prioritas Perlindungan. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau – Pulau Kecil. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Klasifikasi
Himantura polylepis merupakan ikan pari yang berukuran besar dan hidup di perairan tawar, estuaria dan perairan pesisir. Jenis ini sebelumnya dikenal dengan nama H. chaopraya Monkolprasit & Roberts, 1990 berdasarkan deskrispsi ikan pari yang ditemukan di sungai Chao Phraya, Thailand, namun sebelumnya jenis pari yang sama sudah terlebih dahulu dideskripsikan oleh Bleeker tahun 1852 dengan nama Trygon polylepis berdasarkan spesimen pari yang ditemukan di Sungai Ciliwung, Jawa. Last & Manjaji-Matsumoto (2008) akhirnya menvalidasi nama spesies ini sebagai Himantura polylepis (Bleeker, 1852) berdasarkan hasil perbandingan setiap holotype dan material lainnya.
Filum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
Sub–Kelas : Elasmobranchii
Bangsa : Rajiformes
Suku : Dasyatidae
Marga : Himantura
Spesies : Himantura polylepis (Bleeker, 1852)
Morfologi
Bentuk lempeng tubuh membulat dan berujung lancip bagian moncongnya. Bagian punggung berwarna polos coklat atau keabuan dengan deretan dentikel kecil di bagian tengah; bagian perut berwarna putih dengan tepi berwarna gelap; ekor panjang seperti cambuk, berwarna polos dan tidak memiliki selaput kulit; duri sengat terdapat di bagian pangkal ekor dan tidak terdapat duri-duri kecil di sepanjang pangkal ekornya; kedua mata relatif kecil dan tidak menonjol keluar.
Habitat dan Penyebaran
Hidup di dasar perairan tawar, estuaria dan perairan pesisir dengan substrat dasar yang lunak. Di Indonesia, jenis ini ditemukan di beberapa sungai besar seperti Sungai Musi dan Indragiri di Sumatera, serta di DAS Mahakam di Kalimantan Timur, selain itu pernah ditemukan pula di pesisir Palabuhanratu Jawa Barat dan pesisir Tarakan.
Status
Belum dilindungi UU-RI; IUCN – endangered.
Ancaman
Himantura polylepis merupakan ikan pari berukuran besar yang dapat hidup di sungai dan danau, namun tidak jarang ditemukan pula di perairan pesisir. Ukuran ikan ini dapat mencapai lebar hingga 5 meter bahkan lebih, sedangkan ukuran terkecilnya sekitar 40 cm. Seperti halnya ikan-ikan bertulang rawan lainnya, pertumbuhan ikan ini relatif lambat dan jumlah anak yang dihasilkan sedikit. Kemungkinan spesies ini memiliki kemampuan untuk mentoleransi perbedaan salinitas dan berpindah antara air tawar dan payau (amphidromous). Ancaman terhadap populasi ikan pari ini adalah dari tingginya aktifitas antropogenik di daerah aliran sungai hingga ke daerah pesisir (pencemaran, pendangkalan, loging, transportasi) dan adanya usaha penangkapan ikan oleh nelayan baik di perairan sungai maupun pesisir, yang memungkinkan ikan ini ikut tertangkap karena ukurannya yang besar. Jenis ikan pari ini pernah tertangkap hidup-hidup di pesisir Palabuhanratu, Jawa Barat kemudian dipelihara dan bahkan menjadi maskot di Seaworld Jakarta. Keberadaannya di sungai-sungai Pulau Jawa diduga sudah mengalami kepunahan karena banyaknya pendangkalan dan alih fungsi lahan dan pembangunan bendungan. Sedangkan keberadaannya di sungai-sungai Sumatera dan Kalimantan pun diduga semakin terancam karena belum adanya upaya perlindungan terhadap jenis ikan ini.
Saran
Diperlukan adanya upaya perlindungan terhadap pari raksasa Himantura polylepis dan melakukan upaya-upaya peningkatkan kesadaran masyarakat nelayan untuk tidak melakukan penangkapan terhadap jenis ikan ini ataupun melepaskannya kembali ke alam apabila tidak sengaja tertangkap. Upaya pelestarian yang dilakukan Thailand untuk mengembalikan populasi jenis ikan ini sekiranya perlu ditiru, pemerintah setempat menutup sebagian Sungai Mekong tempat ikan pari ini biasa ditemukan terhadap seluruh kegiatan perikanan dan kegiatan lain yang dapat mengganggu populasi ikan tersebut di alam, hingga jumlah populasinya kembali pulih.
Sumber : Ubaidillah, Rosichon. dkk. 2013. BIOTA PERAIRAN TERANCAM PUNAH DI INDONESIA - Prioritas Perlindungan. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau – Pulau Kecil. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta